Hari ini untuk kesekian kali nya gwa dapat seminar gratis / ceramah gratis / arahan gratis / masukan gratis / nasehat gratis atau entah apalah namanya.
Hari ini juga, untuk kesekian kalinya gwa datang ke rumah the ‘Bokap’ ( panggilan sayang buat seseorang wakakaka ). Yah bagi yang ga tau berarti itu deritamu, soalnya gwa juga ga mau bahasa siapa the ‘Bokap’ tapi lebih ke ceramah gratis yang diberikan oleh beliau ( jiah pake2 beliau ).
Hari ini juga, untuk kedua kalinya gwa mencoba mendokumentasikan perkataan the ‘Bokap’ dalam bentuk tulisan. Jika pertama kalinya gwa mendokumentasikan tulisan the ‘Bokap’ gara2 beliau berhasil mengguncang dunia alias shake the world, maka kedua kalinya ini alasannya berbeda dengan yang pertama.
the ‘Bokap’ mempunyai satu ciri khas dalam memberikan ceramah / nasehat / masukan / apalah itu namanya. Ciri khas tersebut terletak di ‘ambiguitas’ dari perkataan beliau. Mungkin letak kesalahannya terletak pada diri gwa sendiri, pada satu titik gwa ngerasa mengerti dan mengetahui arti perkataannya. Namun di sisi lain, jika dipikir-pikir lagi maka artinya dapat berbeda.
Oleh karena hal-hal tersebut gwa memutuskan untuk mendokumentasikan hasil temu keakraban dengan the ‘Bokap’. Karena ke-ambiguitasnya, jadi siapa tahu ntar ketika gwa baca-baca lagi gwa dapat menemukan inti dari maksud perkataan the ‘Bokap’ tersebut.
Jadi topik yang benar-benar gwa ingat dari perkataan beliau hari ini adalah mengenai kopi susu. Pasti pada bingung ? ada apa dengan kopi susu ? kenapa kopi susu ? apa itu kopi susu ? bagaimana bisa kopi susu ? kapan kopi susu ? Jujur gwa juga ga tau makanya gwa tulis ini tulisan.
Ya sudah, kita flashback dulu aja ke awal pagi hari ini. Seperti biasa bangun jam 7, mandi, trus jalan ke rumah the ‘Bokap’. Di rumah beliau sampai itu kira2 jam 8 kurang 15 menit. Trus nunggu kira-kira 15 menit - 20 menit sambil baca-baca buku hasil comot dari tetangga.
Nah setelah tunggu kira-kira 20 menit akhirnya beliau turun dari singgasananya untuk bertemu dengan hambanya ini. Jadi dimulai deh perbincangan seperti yang kami lakukan setiap minggunya. Tapi ada 1 hal yang berbeda, kali ini gwa sendirian, tidak ada teman yang menemani. Jadi kami hanya one on one saja.
Seperti biasa perbincangan tersebut dimulai dengan pertanyaan beliau “Bagaimana ?”. Gwa yang sudah mempersiapkan hal-hal yang ingin diomongin dan mulai nyerocos. Pertama-tama gwa ngerocos soal buku yang dipinjamkan oleh beliau. Bergaya bak tukang jual buku mulai gwa memberi tahu kelebihan buku-buku itu dibanding buku-buku yang lain, dan akhirnya diakhiri dengan statement beliau “Oh….”
Setelah membahas tentang buku tersebut, akhirnya kami masuk ke bahasan yang sebenarnya yaitu tentang kelanjutan toko buku online yang ingin dibuat. Beliau mulai bertanya tentang Business Plan yang notabene gwa blum buat sama sekali dan tidak berniat untuk membuat hal-hal seperti itu.
Kemudian kami melanjutkan pembahasan lagi, nah ini dia satu hal yang menarik dan ‘berbeda’ dari minggu-minggu sebelumnya. Jika pada minggu-minggu sebelumnya gwa akan sering mendengar kata filosofi yang bisa diulang hingga belasan kali maka kali ini berbeda. Kali ini gwa mendapatkan sebuah analogi tentang ‘Kopi Susu’.
Cikal bakal awalnya adalah gara-gara gwa mempertanyakan alasan kenapa beliau bersikeras untuk tetap menghubungi pengarang buku dibandingkan dengan penerbit bukunya. Alasan beliau yang dapat gwa tangkap sih lebih ke nilai plus. Jadi misalnya kita mau jual buku, maka dengan bekerja sama dengan pengarang kita dapat nilai plus ( ex : tanda tangan beliau ).
Tapi tetep aja gwa tidak menangkap inti dari sebuah ‘tanda tangan’. Mungkin karena melihat raut wajah yang bingung mulai deh beliau menciptakan analogi yang unik. Kira-kira begini perbincangannya : the ‘Bokap’ : Rudy, kamu pernah minum susu ? Rudy : Pernah pak. the ‘Bokap’ : Misalkan saya tuangkan kopi ke susu tersebut, jika saya mau rasakan benar-benar kopinya kan saya harus buang dulu semuanya. Baru saya tuang kopi lagi. Rudy : Errr… iya pak ( mulai bingung ) the ‘Bokap’ : Sekarang ibaratkan kepala kamu ini sudah dipenuhi oleh hal-hal teknis ( dalam hal ini susu ). Sekarang saya ingin tuangkan ke kamu ilmu-ilmu marketing ( dalam hal ini kopi ). Rudy : Mmmm… iya pak ( sangat bingung ) the ‘Bokap’ : Kamu ini bukan orang marketing, kamu ini orang teknis. Jadi saya pengen hard disk di kepala kamu, kamu partisi setengah dan diisi ilmu-ilmu marketing. Rudy : Oh begitu ( mulai mengerti, kebiasaan beliau adalah ngomong mutar-mutar dengan analogi yang menarik )
Pada akhirnya gwa juga tidak begitu menangkap apalah arti di balik analogi ‘Kopi Susu’ tersebut. Namun gwa bisa mengambil beberapa analisa :
Intinya kita harus bisa menangkap perbedaan antara hal-hal teknis yang berbau logika dengan hal-hal marketing
Gwa musti partisi otak
Udah ikuti aja perintah the ‘Bokap’ ( ini versi negative thinking )
Sebenarnya masih banyak hal-hal menarik yang diperbincangkan dengan beliau ( tentang bruce lee, tentang bob, tapi gwa lupa bob siapa ). Tapi yang benar-benar membuat gwa ingat hari ini cuma ‘kopi susu’ itu. Analogi yang aneh dan membingungkan tapi cukup menarik jika didengarkan secara langsung.